Khutbah Jumat : Tsyakur Dan Tafakkur Buah Ramadhan Dan Idul Fitri


Artinya : 

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa". (Al-A'la 14-19)

Waktu bergulir terus, Hari Raya telah lewat, Ramadhan juga telah silam. Akan tetapi masih ada yang harus kita lestarikan, yakni pesan dan hikmah yang dibawa oleh Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. 

Ramadhan membawa tiap-tiap pribadi manusia kepada pembebasan dosa. Nabi menyatakan dalam hadisnya, "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, akan dikeluarkan oleh Allah dari dosa sebagaitnana ketika seorang bayi keluar dari rahim sang ibu". 

Seseorang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan baik, kemudian tetap menjaga perilakunya, tidak melanggar perintah dan larangan Allah serta menghayati arti Hari Raya Idul Fitri, dia akan kembali kepada fitrah manusia yang sebenarnya yakni suci dari dosa. 

Fitrah yang memang telah ditentukan oleh Allah kepada manusia adalah bebasnya diri manusia dari segala dosa "Fitratallah Allati Fatarannaas 'Alaiha". Islam tidak mengenal dosa warisan. Pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), baru tercatat dosa dalam dirinya setelah manusia melaksanakan perbuatan dosa. 

Nabi memberikan suri tauladan kepada kita tentang perilaku dan ucapan ketika datang Hari Raya Idul Fitri. Nabi pergi shalat Idul Fitri melalui jalan yang satu dan ketika pulang lewat jalan yang lain. Ketika Nabi bertemu para Sahahabat, beliau bersalamsalaman sambil mengucapkan 'Taqabbalallah Minnaa Waminkum Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian. 

Tindakan Nabi yang mulia yang patut. kita teladani adalah Nabi selalu memprioritaskan untuk mendatangi rumah-rumah Sahabat yang miskin. Kedatangan Nabi kepada Sahabat-sahabat yang miskin adalah dalam rangka menghibur mereka, agar mereka juga ikut merasakan kegembiraan dan kebahagiaan di Hari Raya Fitri, hari yang penuh dengan kebahagiaan. 

Ucapan Nabi Taqabbalallah Minnaa Waminkum mempunyai arti do'a kebersamaan. Tidak hanya Nabi yang bahagia, akan tetapi semua para Sahabat juga ikut bahagia. Dan ucapan Nabi tersebut tetap lestari sampai sekarang di kalangan umat Islam, terutama pada waktu Hari Raya Idul Fitri. 

Memasyarakatnya ucapan Taqabbalallah Minnaa Waminkum itu pada zaman Sahabat dan Tabi'in. Dan perkembangan berikutnya ucapan tersebut berubah menjadi Minal 'Aidin Wal-Faizin , semoga kita tergolong orang - orang yang kembali kepada kesucian dan orang-orang yang beruntung. Kedua ucapan tersebut intinya adalah do'a. Semua do'a itu bertujuan untuk kebahagiaan dan keberuntungan. Tidak ada do'a yang bertujuan untuk mencelakakan atau menghancurkan. 

Jadi pesan yang dibawa oleh Idul Fitri adalah kebersamaan yang lestari dari zaman Nabi sampai di zaman modern ini. Inilah Islam, dimana Islam memasuki suatu daerah untuk mengembangkan sayapnya, disitu budaya Islarn akan berpengaruh dan melekat pada masyarakat dan bangsa tersebut. Dan budaya Islam itu tidak akan pernah lenyap dari masyarakat dan bangsa itu sampai kapanpun. 

Ada budaya pulang kampung (mudik) bagi yang merantau, ketika Hari Raya Idul fitri. Dan budaya ini sulit dihapuskan dari masyarakat dan bangsa, walaupun ditukar dengan nilai rupiah yang tinggi. Budaya pulang kampung (mudik) itu sebenarnya dijiwai oleh ruh Islam, yakni keinginan untuk bertemu dengan kedua orang tua, famili, sanak saudara, dalam rangka menghaturkan permohonan maaf dan membagi kebahagiaan kepada mereka. 

Budaya mudik bukan pemborosan, nilai rupiah yang mereka keluarkan, derita di perjalanan yang mereka rasakan, mempunyai kebahagiaan tersendiri. Karena bukan materi ukurannya, tetapi nilai spiritual. Seakan-akan mereka jihad (berjuang) dijalan Allah. Merupakan suatu bagi kita bangsa Indonesia yang mempunyai kebudayaan yang dijiwai oleh ruh keislaman yang akan kekal dan abadi. 

Ada dua ajaran yang patut kita laksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri, yakni Tasyakkur dan Tafakkur. Tasyakkur dalam artian bersyukur kepada Allah yang telah memberikan panjang umur, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk ber-ldul Fitri di tahun ini dan semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita ber-ldul Fitri di tahun yang akan datang. 

Tafakkur berarti berdzikir, yaitu memperbanyak mengingat Allah melalui amal ibadah yang sesuai dengan petunjuk Nabi. 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Khutbah Jumat : Tsyakur Dan Tafakkur Buah Ramadhan Dan Idul Fitri